Home » » Perlukah seorang pemimpin bekerja untuk melayani?

Perlukah seorang pemimpin bekerja untuk melayani?

"Good leaders must first become good servants" Robert Greenleaf 

Tulisan ini tidak bermaksud menjadi versi tulisan motivasi seperti showcase ‘Mario Teguh’ di TV atau sejenisnya. Ini hanya sekedar ingin berbagi ide tentang pemimpin seperti apa yang diharapkan. Mengacu pada kutipan diatas, apakah benar pemimpin yang baik harus terlebih dahulu menjadi pelayan yang baik?

pemimpin bekerja untuk melayani

Saya ingat dalam sebuah acara pamer cakap di radio beberapa tahun yang lampau, dibahas mengenai bagaimana menjadi pemimpin yang baik. Diambilah contoh jabatan seorang menteri. Di luar negeri (English language), menteri disebut sebagai minister yang memimpin sebuah kementerian (ministry). Dalam bahasa yang sama, minister merupakan jabatan yang juga disematkan kepada pendeta. Dalam konteks religi, seorang pendeta betul adalah pemimpin, namun bobot pekerjaannya lebih pada pelayanan kepada umatnya. Kalau pendeta hanya berfungsi sebagai pemimpin, dijamin gereja-gereja di seluruh dunia hanya akan berisi segelintir orang. Begitu kata nara sumber.
Tentu saja pekerjaan teknis seorang menteri berbeda jauh dengan seorang pendeta, namun bukan tanpa alasan di luar negeri keduanya menggunakan kata yang sama, karena pada pokoknya, keduanya juga memiliki kepentingan yang sama, yaitu bertugas melayani masyarakat dan bertanggung jawab kepada Tuhan. Tapi itu di luar negeri, bagaimana di Indonesia?

Buat sebagian orang, kata melayani mungkin sangat tidak menarik, karena bila seseorang melayani berarti ia adalah pelayan, yang konotasinya sering dianggap kasta terbawah. Mosok sudah jadi pemimpin harus ‘turun derajat’ jadi pelayan juga, begitu mungkin anggapannya. Lagipula untuk menjadi pemimpin yang baik, masih banyak variabel yang bisa diukurkan kepada seorang pemimpin, seperti kepintaran, kompetensi, kekuatan, ketegasan, kejujuran, ketulusan, dan masih banyak lagi.

Jadi, perlukah seorang pemimpin bekerja untuk melayani? Jawabannya ada pada setiap pribadi yang terpilih menjadi pemimpin. Namun, di lapangan bisa dilihat bagaimana seorang pemimpin bekerja on a daily basis, apakah ia bekerja untuk melayani atau dilayani.